Buah yang satu ini banyak menarik jutaan orang bahkan lebih, karena khasiatnya yang dapat mengobati penyakit lever, gangguan ginjal, diabetes melitus, tumor, bahkan kanker sekalipun yang selama ini menjadi salah satu jenis penyakit yang sulit diobati karena keganasannya.
Mahkota Dewa Paleria macrocarpa itulah nama yang sering kita dengar, buah yang termasuk anggota Thymelaeaceae menjadi obat mujarab berbagai penyakit, dan tidak heran para ilmuan kedokteran di dalam negri dan mancanegara pun banyak yang meneliti buah yang satu ini, karena khasiatnya yang banyak bermanfaat bagi kesehatan manusia.
Seperti yang dilansir majalah TRUBUS - JULI 2003.
Masyarakat antusias menyambut mahkota dewa. Apalagi sejak penelitian ilmiah mampu menyikap tabir mahkota dewa. Salah seorang periset di Politeknik Kesehatan Jakarta. Dra Vivi Lisdawati Msi Apt, yang meneliti ekstrak daging buah terhadap pertumbuhan sel leukeumia L1210 secara in vitro. Pneliti itu mengungkapkan, 50% sel leukeumia terhambat pertumbuhannya selama inkubasi 48 jam.
Di mancanegara rahasia khasiat dan kandungan mahkota dewa juga terkuak. Kolega Dr HC M Yusuf di Guangzhou, Cina, menguji keampuhannya. Yusuf selama ini dikenal sebagai pengobat tradisional di Sukabumi, Jawa Barat. Ia mempelajari kedokteran timur di Kwangtung provincial Hospital di Guangzhou. Dalam penelitian di Ruma Sakit Yizhou 27 penderita kanker payudara, kanker hati, kanker paru-paru, dan kanker rahim diberi ramuan mahkota dewa. Dosis 12g dan 15g direbus bersama ramuan lain.
Hasil riset menunjukkan, mahkota dewa mengandung suatu zat yang mampu menghambat pertumbuhan sel kanker. Itu sesuai dengan uji laboraturium yang mereka lakukan. Tak berlebihan jika sebuah rumah sakit baru di Cina bakal meresepkan mahkota dewa dengan resep cina bagi para pasien.
Penelitian Mahkota Dewa Dengan Cara Sederhana
Mahkota dewa kaya dengan mineral. Setidaknya itulah pembuktian yang ditempuh Muhammad Anto. Anggota Himpunan Herbalis Muda Thibbun Nabawi di Bandung itu membikin alat sederhana untuk mengetahui kadar mineral tanaman obat. Bohlam 25 watt dihubungkan kabel yang ujungnya terdapat steker. Steker itu dicelupkan dalam air rebusan mahkota dewa. Setelah saklar diaktifkan, lampu pun berpijar terang.
Cara serupa dicobat pada tanaman obat lain-pegagan dan sambilata-dengan dosis dan konsentrasi sama, 20g direbus dalam 6 gelas air. Lampu tetap menyala dengan intensitas berbeda. Menurut Muhammad Anto, semakin terang nyala lampu, semakin tinggi kadar mineral yang dikandung. Untuk mengetahui jenis mineral, tentu harus uji laboratorium.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar