Minggu, 26 Agustus 2012

Jamur Payung

Jamur, Payung, Jamur payung, jamur tiram, jamur champignon, budidaya janur


Sebutan shiitake (jepang) justru yang paling popular untuk jamur payung ini (Lentinus edodes). Di jawa barat, khususnys  di daerah pangalengan shiitake terkenel dengan sebutan ‘jamur jengkol’. Karena bentuk dan aromanaya bagaikan jengkol. Tudungnya berukura 3-10 cm, berwarna kuning sampai kecoklatan, dengan tinggi tangkai 3-9 cm.

Waktu segar sedikit elastis, tetapi  setelah kering jamur payung menjadi liat. Negara yang banyak mengembangkannya adalah Jepang, Korea, Taiwan dan Sinapura. Harganya relative tinggi, karena selain rasanya enak, ia dipercaya berkhasiat mengobati kanker.

    Shiitake bisa ditumbuhkan pada media serbuk gergaji dengan tambahan berkatul dan kalsiumkarbonat. Tetapi tentu saja di tanam pada batang kayu yang ditempatkan secara terbuka akan lebih baik dan menguntungkan, asal suhu memungkinkan. Shiitake cocok dibudidayakan didaerah beriklim dingin, dengan suhu sekitar 15-20 derajat .

Oleh karena itu, budidaya jamur perkebunan shiitake selalu berlokasi diketinggian antara 800-1000m dpl. Tubuh buah shiitake ditempat seperti ini akan dihasilkan setelah 5 minggu. Ia dapasarkan dalam bentuk segar atau dikeringkan dulu.

    Selain jamur-jamur yang telah disebutkan diatas, masih banyak lagi jamur-jamur konsumsi yang sedang dikembangkan karena memiliki potensi cukup besar. Misalnya, jamur Ling Zhi (Ganoderma lucium), punya khasiat mencegah influenza, enak dimakan, dan bisa di jadikan hiasan. Jamur emas/jamur tauge/golden mushroom/kuritake (Flammulina velutipes), tubuh buahnya ramping mirip tauge, enak dimakan , dan budidayanya mudah sekali.

Jamur boletus (Boletus edulis), di eropa sangat terkenal karena bau, rasa, dan kelezatannya, terutama waktu jamur masih muda. Jamur Morel (Morchella esculenta), merupakan rajanya jamur di kawasa Eropa sebagaimana keterkenalannya shiitake di kawasan Asia Timur.
Jamur nameko atau jamur kepala monyet (Pholiota squarosa), meskipun tubuh buahnya berbulu namun rasanya enak, dan di Indonesia sudah pernah di budidayakkan, tetapi karena pemasarannya sepi tidak di kembangkan lebih lanjut.

Kemudian jamur black truffles (Tuber melanosporum) yang tumbuh dipermukaan tanah (kedalaman 10-30 cm), dan sangat diperlukan oleh pabrik cokelat di Swis atau sebagai bahan ramuan masakan Perancis. Harganya begitu mahal, sampai melebihi logam mas. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label