Menurut Sohib dan Hadori, petani pandan di Desa Manggungsari, Kec. Pagerageung-Tasikmalaya, budidaya pandan ini tidak sesulit menanam padi. Pengolahan tanah hanaya dilakukan pada saat penanaman dan dapat dipanen selang 1.5-2 bulan selama 20 tahun.
Pengolahan Tanah
Setelah pengolahan tanah dibuat lubang 20 cm x 20 cm x 20 cm dengan jarak 1 m x 1 m. Pada tiap lubang tanam diberi pupuk kandang sebanyak 2 kg dan dapat langsung ditanami bibit. Bibit diambil dari tunas tunggal tanaman pandan yang telah menghasilkan. Tunas itu harus berakar gantung karena kalau tidak biasanya tidak mau tumbuh.
Pemupukan
Tiga bulan setelah tanam sebaiknya diberi pupuk buatan dengan dosis siap tanaman 50 g urea ZA, dan 20 g KCI. Pemupukan dilakukan setelah penyiangan gulma. Kemudian setelah umur satu tahun diberi pupuk kandang dan pupuk buatan dengan dosisyang sama. Setelah itu tidak pernah dipupuk lagi.
Perawatan
Tanaman pandan dapat terserang hama penggerek pucuk yang lebih dikenal petani sebagai "ulam". Jika pucuk tanaman terlihat ada lubang kerek dan kumpulan kotoran kumpulan ulat, maka segara lakukan pengendalian dengan menyuntikan insektisida kedalam pucuk itu. Banyak jenis insektisida yang dapat digunakan, seperti Dimecron, Diazinon, dan lain-lain dengan dosis 2 cc tiap tanaman.
Panen
Tahun ketiga setelah tanam, dilakukan panen pertama dan seterusnya dengan selang 1.5-2 bulan. Panen ini dapat berlangsung 10-20 tahun, tapi sebaiknya setiap taun dilakukan peremajaan terhadap tanaman yang kurang menghasilkan atau mati.
Daun pandan yang telah dipanen harus segera diolah sebelum menggulung. Pertama daun dibelah kecil ("disuak") dengan ukuran 2, 4, atau 6 mm. Kemudian diikat dan langsung direbus selama 10-30 menit. Setelah direbus segera direndam dalam air dingin selama satu malam. Dan pada hasil berikutnya dijemur sampai kering.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar