Sistem botol merupakan perpaduan system lepas dasar dan apung. Dengan cara ini produksi yang biasanya hanya 1 ton/100 meter persegi menjadi 5-7 ton/100 meter persegi.
Rumput laut biasa dibudidayakan dengan 3 metode, yakni metode dasar, dan apung.
Untuk menerapkan masing-masing metode diperlukan pertimbangan-pertimbangan tersendiri berdasarkan lokasi.
Metode dasar menghasilkan rumput laut dengan produksi rendah, tidak cocok untuk perairan yang dasarnya lunak atau berpasir, dan tanaman lebih mudah terserang predator. Kelemahan ini bisa diperbaiki dengan metode lepas dasar. Namun konsekuensinya, biaya dan waktu yang diperlukan relative lebih besar.
Metode lainnya adalah system apung. System ini menawarkan peningkatan produksi, dan rumput laut terhindar dari serangan predator bulu babi. Tapi bagi daerah tertentu seperti Bali yang pantainya merupakan kawasan wisata, tonggak-tonggak untuk budidaya ‘mengganggu’ pemandangan dan aktivitas wisatawan saat berselancar. Petani rumput laut di Bali, memodifikasinya menjadi system botol agar sesuai dengan kondisi di Bali.
Cara budidayanya
system ini merupakan perpaduan metode lepas dasar dan apung. Dengan system botol. Kelemahan metode apung dan lepas dasar bisa diatasi. Pertumbuhan rumput laut lebih bagus, dan hasil 5-7 ton/100 meter persegi bisa di capai.
Cara budidaya dengan system ini cukup mudah, seperti hal nya metode lepas dasar, system ini juga menggunakan tonggak-tonggak kayu untuk di tancapkan didasar perairan . Diantara dua tonggak yang berjarak 5 meter itu di bentangkan tali ris.
Bentangan tali ris bisa dibuat beberapa baris yang sejajar pada kayu memanjang. Pemasangan tali sebaiknya di lakukan sewaktu air surut, agar kita tidak perlu menyelam. Setalah selesai di bentangkan, setiap 50 cm tali-tali itu diikatkan (dibundel) sebagai substrat bagi bibit rumput laut. Panjang tali 1-1,5 meter. Agar bisa berdiri tegak, ujung tali diikatkan dengan botol plastic bekas kemasan air mineral yang berfungsi seperti pelampung. Di setiap tali tegak diikatkan bibit, biasanya sebanyak 100 gram. Selanjutnya rumput laut dibiarkan tumbuh sampai beratnya kurang lebih 4 kali lipat berat bibit.
Untuk mendapatkan hasil optimal,’tanaman’ ini perlu perawatan. Cara perawatannya sama saja dengan metode lain. Dari sejumlah bibit, kadang-kadang ada yang mati sehingga perlu cepat ditanami kembali.
Tonggak kayu dan tali diperiksa, jika ada yang rusak segera diganti. Untuk menghindari serangan predator seperti penyu, bulu babi, dan ikan pemakan tumbuhan, lokasi budidaya bisa di pagari dengan jaring.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar