Kamis, 28 Februari 2013

OBAT TRADISONAL UNTUK HEWAN


Budidaya  ternak hewan besar ( sapi, kerbau, kambing ) saat ini bagi sebagian masyarakat Indonesia telah menjadi mata pencaharian pokok dan sebagai salah satu bentuk investasi yang menjanjikan, karena alam Indonesia sebagai negara agraris telah menyediakan sumber pakan potensial yang melimpah. Akan tetapi dalam praktek budidaya ternak disamping ketersediaan sumber pakan,  dibutuhkan juga hal lain sebagai penunjang usaha budidaya, salah satunya penanganan secara tepat ketika ternak kurang sehat yang jika hal ini tidak segera ditindak lanjuti akan berakibat fatal bagi ternak.
Walaupun mungkin saat ini, tenaga medis bidang ternak sudah ada hampir di seluruh pelosok Indonesia, tapi tidak ada salahnya jika dalam praktek budidaya ini kita juga tahu berbagai macam pengobatan ternak secara tradisional yang telah dilakukan nenek moyang kita dan juga telah dilakukan penelitian oleh para peneliti lokal (Fakultas Kedokteran Hewan, BPPH serta dinas terkait) yang mana bahan bakunya telah juga disediakan alam di sekitar kita dan penggunanan secara tepat terbukti efektive mengurangi / menghilangkan gejala penyakit pada ternak.

JENIS PENYAKIT TERNAK BESAR DAN PENANGGULANGANNYA

1. ANOREXIA (KURANGNYA NAFSU MAKAN)

Gejala menurunnya nafsu makan pada ternak biasanya mudah dideteksi oleh peternak karena pada umumnya peternak memberi makan dikandang. Umumnya apabila ternaknya kurus atau tujuan penggemukan, peternak memberikan pakan penguat berupa katul, ketela dan sejenisnya dicampuir garam. Adapun obtat tradisional untuk anorexia antara lain :

Ø  Tumbuk bersama- sama bahan ini: Temu Ireng (Curcuma aeruginosa, Rox), Temu Lawak (Curcuma xanthoriza), Kunyit (Curcuma domestica), 10 -15 buah mengkudu (Morinda citrifolia, Linn) kemudian berikan campuran tersebut pada sapi sekali sebulan.

Ø  15 lembar daun talas dan satu sendok makan garam dapur dimasak dan berikan pada ternak sehari sekali.

Ø  Tumbuk bersama- sama bahan ini : Temu ireng (Curcuma aeruginosa, Rox), Buah asam jawa (Tamarindus indica) yang masak 1 genggam, Garam secukupnya, Buah mengkudu (Morinda citrifolia, Linn ) diberikan pada ternak tiap hari sampai nafsu makan baik,

Ø   Tanaman nanas yang telah membusuk ditumbuk dan diperas airnya satu gelas diberikan pada ternak dicampur minyak kayu putih (Malaleuca leucadendra, Linn)

Ø  Buat campuran gula merah, asam jawa masak, beberapa butir telur ayam dan berikan campuran tersebut pada ternak sapi.

Ø  Buat ekstrak daun pepaya (ditumbuk dan diperas) dicampur beberapa butir telur ayam, diberikan pada ternak.

Ø  Giling bersama- sama Lempuyang (Zingiber aromatic), Temu lawak (Curcuma xanthoriza), kemudian dimasak dengan sedikit air dicampur kecap minumkan 2 kali setiap minggu.

Ø  Buat campuran 200 buah kencur (Kamferi galangan) ditumbuk + 3 butir telur ayam berikan pada ternak 2 kali setiap hari setiap 3 hari.

Ø  Untuk pedet lepas sapih buatlah ramuan berikut: 3 butir telur itik, Daging kelapa muda 1 butir, 1 gelas air kelapa muda, 3 sendok gula pasir, dan berikan campuran sekali seminggu.
Bila dibarengi dengan kondisi demam, buatkan salah satu dari ramuan berikut : Buat ekstrak daun kapuk randu
 (Euridendro anfructusum), dicampur beberapa butir telur ayam, minumkan pada ternak.

2. DIARE ( MENCRET)

Ø  Upaya menghentikan mencret secara tradisional dilakukan dengan memberikan ramuan yang disebut " ampet- ampet " ( bahasa jawa ). Bahan ramuan tersebut terdiri dari daun jambu biji muda (Psidium guajava, Linn), air teh, madu dan kunyit (Cucurma domestica, Val.), parutan buah nangka muda (Artocapus integrifolia)

Ø  Arang kayu digerus, campur air dan diminumkan pada ternak


Ø  Buat ramuan berikut : Temu ireng (Curcuma aeroginosa, Rox), Kunyit (Cucurma domestica Val.), Kencur(Kamferia galanga), Lempuyang (Zingiber aeromatica), ramuan tersebut dicampur dan tambahkan tempe bosok, bungkus campuran ini dengan plastik dan diamkan selama satu malam. Keesokan harinya campuran ini diperas dan airnya minumkan tiga kali sehari selama 3 hari.

Ø  Tumbuk bersama bahan ini : Jahe, Kunyit (Cucurma domestica, Val.), Kencur (Kamferia galanga), Asam jawa yang masak (Tamarindus indica), simpan campuran tersebut dalam botol, dan minumkan satu kali sehari.

Ø  Tumbuk bersama- sama bahan berikut: 250 lempuyang (Zingiber aeromatica), 50 gram gula pasir, 10 liter air bersih, parut pangkal batang pisang (yang berada dalam tanah), diperas dan airnya dicampur garam, beberapa butir telur, buang pisang raja (Nusa paradisiaca) berikan pada sapi dua kali sehari,

Ø  Bakar 5 buah biji pinang (Areca catchu, Linn) tumbuk halus campur duan gelas air, minumkan sekali sehari.

Ø  Bakar pisang batu - jawa : klutuk, (Musa brachycarpa) dan berikan pada ternak.

Ø  Buat ekstrak daun apokat, daun rambutan, daun daun kapuk (Ceiba patendra, Gaertn)dan minumkan pada ternak.

Ø  Masak campuran : 5 gram kapur sirih, segenggam daun jambu biji (Psidium guajava, Linn) dalam 1 liter air, didihkan sampai tinggal separonya (0,5 liter) saring dan minumkan sekali sehari selama 3 hari.

3. TYMPHANI ( BLOAT = KEMBUNG )

Kebiasaan peternak memberikan campuran minyak kelapa dengan kelapa atau parutan jahe. Menghangatkan bagian perut ternak dengan membalurkan parutan jahe. Memasukkan pelepah daunpepaya ke anus untuk membantu mengeluarkan gas.

Beberapa formula obat kembung:

Ø  10 buah asam jawa yang matang dalam air hangat, tambah gula merah , 5 buah kunyit yang digerus, aduk sampai rata. Minumkan pada ternak. Usahakan mulut hewan bias terbuka dengan diganjal kayu atau bahan lain.

Ø  Buat campuran minyak kelapa dengan air kelapa muda minumkan pada ternak.

Ø  Bagian yang menonjol pada perut dibalur dengan kapur sirih.

Ø  Usahakan ternak minum kopi dengan air hangat

Untuk kambing dan domba :

Ø  Larutkan gula merah dengan segelas air hangat, dan minumkan, atau masukkan bonggol jagung agar mulut terbuka atau dikunyah- kunyah.

Ø  Tumbuk daun sembukan ( Saprosma arboretum BL) campur dengan jlantah ( jawa ) , balurkan pada bagian perut yang menonjol dua kali sehari.


4. ANTHELMINTHIC ( OBAT CACING )

Ø  Biji buah pinang merupakan obat cacing terutama cacing kremi ( Ascaris ) , temu ireng , daun papaya atau campuran bahan tersebut. Buah pinang yang ditumbuk yang dicampur air diminumkan .

Ø  Untuk pedet, jantung buah pisang dimasak dengan air sampai mendidih dan diminumkan pada ternak.

Ø  Tumbuk bahan berikut: 10 bungkus gist (biang roti), 2 buah tempe bosok, 1 genggam temu ireng, sedikit jinten (Nigella sativa, Linn), brotowali (Tinospora tubercula), diberikan bawang putih, sepotong akar gadung (Dioscorea hispida, Dinst) diberikan pada sapi beberapa hari sampai cacing keluar (4 kali pemberian).

Ø  Campurkan parutan bahan berikut : Temu ireng, buah kela tua, keringkan dan berikan sekali sehari.

5. LUKA, MYASIS, PAPILLOMA, SCABIES, ORF, CASCADO

Ø  Daun sirih dipres dimanfaatkan sebagai anti septic untuk pengobatan luka. Apabila sampai luka dan belatungan maka campuran tembakau dengan air diperas ditambah sedikit kapur sirih.

Ø  Bersihkan luka, oleskan obat komersial anti lalat, bubuhkan campuran kapur sirih dan kunyit.
Bila luka sudah belatungan bubuhkan tembakau yang sudah dicelupkan kedalam air, ganti tiap hari sampai sembuh.

Ø  Apabila timbul papilloma (kutil), benjolan dipotong dan luka diobati dengan campuran daun mangkokan (Notophanax scutellarium, Merr) yang ditumbuk dengan ekstrak udang / petis udang , pengobatan dua kali sehari.

Ø  Pada kasus peradangan atau luka pada tracak ( telapak kaki sapi ) bubuhkan campuran tumbukan biji pinang, tawas, dan kapur sirihPada tempat luka yang sudah dibersihkan dibubuhi campuran obat yang terdiri dari 1 gelas kapur, tembakau, spritus, atau bensin, setelah belatung bermunculan keluar luka ditutup dengan abu.

Ø  Untuk scabies bubuhkan tumbukan daun ketapang ( Termalia catapa Linn ). Sampai kudisnya sembuh, dan ternak diberi minum air jahe, gula merah dan garam.

Ø  Bagian yang terserang scabies digosok dengan daun mengkudu ( Morinda citrifolia Linn ) dan diolesi oli bekas yang sebelumnya dipanasi dulu dilakukan sehari dua kali sampai sembuh.

Ø  Untuk penanganan Orf ( Ichyma contangiosa ) bubuhkan campuran abu dan minyak kelapa pada bagian yang terserang.

Ø  Cascade ( Stephanofilariasis ) biasa ditanggulangi dengan membubuhkan tumbukan daun ketapang (Casia alata Linn ) dicampur daun sirih atau 10 buah kapur barus dengan 1 liter minyak kelapa yang dipanaskan dan dioleskan bagian tubuh yang terserang


6. KERACUNAN

Pada keracunan tahap dini diatasi dengan member minum satu gelas minyak kelapa atau air kelapa sebanyak banyaknya pada ternak. Atau air kelapa ditambah asam jawa yang masak dan garam. Bila keracunan pestisida segera berikan minum santan kelapa yang hangat kepada ternak.

7. MENAMBAH STAMINA

Formula 1: 10 kg akar kunci (Gastrochilus panduratum Ridl), 2 kg akar jahe atau lengkuas / laos (Alpina galangal, Sw), 5 butir kelapa tua untuk diambil santan, 2 liter air, kunci, jahe atau laos diparut campur dengan bahan lain dan dimasak sampai kental atau padat dan dibuat butiran untuk diberikan pada ternak.
Formula 2: Campurkan 25 butir telur, 0,5 liter air soda,
Pemberiannya 4 buah formula 1 dua hari sekali dan formula 2 tiap dua minggu sekal, dan tumbuk temu ireng dan batang sirih (Charica auriculata), campur dan diberi air lalu diperas. Air perasan dicampur tumbukan kunci (Gastrochilus panduaratum Ridl), diminumkan sehari sebelum berlaga.

8. MENYAPIH PEDET

Putting susu induk diolesi dengan tumbukan daun sambirata- sambiloto (Adrographis paniculata Mees) dua kali sehari selama 4 hari.

9. MNINGKATKAN LIBIDO

Formula 1: Minumkan ramuan ini : 4 butir telur ayam, 0,5 gelas kecap, 2 bonggol jahe dirajang, 1 gelas air.
Formula 2. Minumkan ramuan berikut: 10 butir telur ayam, 1 botol besar kecap[ dan gula.]

10. MASTITIS POST PARTUM dan RETENTIO SECUNDINARUM ( Perawatan pasca sapi melahirkan )

Sapi pasca melahirkan diberi campuran kuning telur dan madu
Berikan campuran kunyit, gula merah, beberapa butir telur
Putting diolesi 6 kali sehari dengan asam jawa yang dimasak bersama gula merah

11. MELANCARKAN AIR SUSU

Berikan ramuan ini 4 kali sebulan : kunyit 1 kg, asam jawa masak 0.5 kg, 10 butir telur ayam, garam dan air secukupnya
Ternak diberi makan jantung pisang
Ternak diberi makan daun dan umbi ketela rambat
 ( Ipomoea batasan )

DAFTAR PUSTAKA
Bimantoro, R ( 1977 ). Tanaman Obat- obtan dan khasiatnya.
Ctr, H ( 1985 ). Obat- obatan Peninggalan Nenek Moyang.
Departemen Kesehatan RI ( 1983 ). Pemanfaatan tanaman Obat.
Lembaga Biologi Nasional ( 1978 ). Tumbuhan Obat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label