Kamis, 11 April 2013

DIAGNOSIS PENYAKIT TUMBUHAN




Definisi Penyakit Tumbuhan Definisi Penyakit TumbuhanKondisi dimana  sel  &  jaringan  tanaman  tidak  berfungsi  secara normal,  yang  ditimbulkan   karena  gangguan  secara   terus  menerus oleh   agen patogenik atau   faktor  lingkungan (abiotik) dan   menimbulkan  gejala tertentu.
Istilah diagnosis banyak digunakan baik pada dunia kedokteran manusia, hewan, maupun dalam dunia penyakit tumbuhan. Diagnosis merupakan proses identifikasi penyakit, sehingga ditemukan nama penyakitnya. Identifikasi dapat dilakukan terhadap gejala yang timbul maupun terhadap penyebab penyakit. Diagnosis merupakan sebuah proses, yang berarti membutuhkan waktu. Penyakit-penyakit yang pernah dilaporkan dalam pustaka, relatif mudah dan cepat dalam diagnosis. Penyakit-penyakit yang belum pernah dilaporkan dalam pustaka relatif sulit dan proses diagnosisnya memerlukan waktu yang lama. Hal ini disebabkan karena harus dilakukannya postulat Koch.

Pentingnya DiagnosisDiagnosis merupakan proses yang sangat penting. Hasil diagnosis akan menentukan keberhasilan suatu pengelolaan penyakit tanaman. Kegagalan suatu diagnosis akan menyebabkan kegagalan dalam tahap pengendalian. Sebagai contah klasik dikemukakan oleh Fry (1982) pada pertanaman bit gula dipinggiran kota New York terjadi masalah kekerdilan tanaman. Dugaan awal kekerdilan tersebut disebabkan oleh karena kekurangan hara. Namun ternyata aplikasi pemupukan tidak menyelesaikan masalah. Konsultasi dengan ahli penyakit tanaman menyimpulkan bahwa tanaman terserang oleh nematoda Heterodera schachtii. Dengan demikian diagnosis yang baik harus memiliki efektivitas yang tinggi. Disamping itu diagnosis juga harus cepat. Keterlambatan hasil diagnosis karena berbagai hal dapat menyebabkan penyakit sudah berkembang pesat, sehingga hasil tidak dapat diselamatkan. Disamping efektif dan cepat, diagnosis juga harus murah. Biaya diagnosis yang mahal tidak akan terjangkau oleh petani kecil, sehingga mereka enggan pergi ke klinik untuk memeriksakan tanaman.

Postulat KochDalam Postulat Koch dijelaskan bahwa mikroorganisme dikatakan sebagai penyebab penyakit bila memenuhi kriteria berikut
(1) mikroorganisme penyebab penyakit selalu berasosiasi dengan gejala penyakit yang bersangkutan,
(2) mikroorganisme penyebab penyakit harus dapat diisolasi pada media buatan secar murni,
(3) mikroorganisme penyebab penyakit hasil isolasi harus dapat menimbulkan gejala yang sama dengan gejala penyakitnya, apabila diinokulasikan, dan
(4) mikroorganisme penyebab penyakit harus dapat direisolasi dari gejala yang timbul hasil lnokulasi.
Postulat Koch ini oleh Smith (1906) dimodifikasi, untuk parasit obligat, tidak perlu pada media buatan, tetapi harus dapat dibiakkan secara murni sekalipun pada inang.

Metode IlmiahSalah satu kelemahan Postulat Koch adalah sering memerlukan waktu yang sangat lama, sehingga cara ini lebih banyak dipakai untuk penyakit-penyakit yang belum pernah dilaporkan dalam pustaka. Penyakit-penyakit yang pernah dilaporkan dalam pustaka akan lebih praktis apabila menggunakan metode lain. Fry (1982) menggunakan metode ilmiah dalam melakukan diagnosis.

ObservasiTidak seperti pada penyakit manusia, orang satu persatu mendatangi dokter untuk didiagnosis, tetapi petani pemilik yang harus aktif. Di negara-negara yang pertaniannya kurang maju bahkan petugas pemerintah yang harus aktif. Pada penyakit tanaman yang harus diperhatikan tidak per individu, tetapi dalam populasi. Pada umumnya petani/petugas memeriksakan tanamannya kalau menunjukkan gejala yang khas. Namun perlu dibiasakan pemeriksaan dilakukan berdasarkan hasil yang diperoleh, apakah terjadi kehilangan hasil. Dengan demikian perlu dilakukan observasi yang mendalam, tidak hanya terhadap gejala pada tanaman, tetapi juga pada cuaca, media tanah dan hara, air dan bahan kimia yang dipaka, serta cara budidaya (form 1). Dari observasi akan dapat diketahui apa yang menjadi persoalan, apa yang menjadi pertanyaan. Mengapa tanaman ini banyak yang kerdil, mengapa tanaman itu banyak yang layu? Juga bisa menjadi pertanyaan mengapa komoditas ini produksinya rendah? Dalam pengelolaan penyakit tanaman yang baik persoalan yang menjadi kunci rendahnya produksi harus dapat diketahui. Dalam banyak hal yang menyebabkan rendahnya produksi tidak hanya penyakit tertentu, tetapi beberapa penyakit. Sebagai contoh hasil observasi adalah menemukan masalah tanaman tomat mengalami kelayuan. Pertanyaan yang timbul adalah mengapa tanaman tomat mengalami kelayuan?

HipotesisDari pertanyaan mengapa tanaman tomat mengalami kelayuan tentu tanpa memandang fakta yang ada akan terdapat banyak jawaban sementara yang disebut hipotesis. Tetapi dengan menggunakan fakta yang ada setiap hipotesis secara langsung dapat diuji kebenarannya. Hipotesis tanaman tomat layu karena kekurangan air dapat ditolak secara langsung karena fakta yang ada menunjukkan musim penghujan. Dengan demikian akhirnya hanya akan ada satu jawaban sementara yang spesifik. Jawaban sementara inilah yang perlu diuji kebenarannya dengan melakukan analisis. Dari contoh dapat ditarik hipotesis tanaman tomat layu karena terserang oleh jamur F. oxysporum f.sp. lycopersici.

Pengujian Hipotesis/AnalisisAnalisis yang dilakukan didasarkan pada pustaka. Dalam pustaka ada dua hal yang penting perlu dibuktikan kebenarannya yaitu gejala dan tanda. Dalam hal tertentu untuk gejala yang khas hanya dimiliki oleh penyakit tertentu, maka kehadiran patogen tidak diperlukan. Namun dalam banyak kasus, beberapa penyakit memiliki gejala yang sama, sehingga kehadiran patogen diperlukan. Pada hipotesis tanaman tomat layu karena terserang oleh jamur F. oxysporum f.sp. lycopersici, tentu yang perlu hadir adala gejala layu dan jamur tersebut.

Hipotesis Diterima atau DirevisiHipotesis diterima kalau yang ada adalah, baik gejala layu maupun F. oxysporum f.sp. lycopersici. Kalau ternyata jamur tidak ditemukan maka hipotesis tersebut harus ditolak dan selanjutnya perlu dilakukan revisi berdasarkan fakta baru yang muncul. Hipotesis yang baru kemudian diuji kembali sampai diperoleh hipotesis yang diterima. Hipotesis yang diterima selanjutnya menjadi hasil diagnosis.

GEJALA PENYAKIT TUMBUHAN :
Merupakan respon dari tumbuhan terhadap infeksi (yang bisa diukur),  misalnya respirasi yang meningkat, fotosintesis menurun, dst  Penyakit tertentu dapat dibedakan dengan penyakit lain berdasarkan gejala. Gejala juga dapat berbeda bergantung pada lingkungan,  varietas dari inang dan ras patogen. Gejala selalu berubah dengan berkembangnya penyakit karena penyakit adalah  suatu  proses yang  dinamik. Sindrom adalah urutan atau seri dari gejala penyakit.

Gejala KhasGejala khas banyak ditemukan pada patogen tertentu. Jamur Colletotrichum spp. pda umumnya menyebabkan gejala antraknosa dan Alternaria spp. menyebabkan gejala bercak target.

PENGAMATAN GEJALA PENYAKIT DAPAT DIBEDAKAN MENJADI DUA YAITU1. Gejala primer : Gejala yang timbul segera dan langsung tampak. Pada umumnya penyebab penyakit sangat dekat dengan jaringan tanaman yang rusak.
2. Gejala Skunder : Gejala yang timbul jauh dari jaringan tanaman yang diserang. Gerjala Skunder muncul sebagai akibat dari serangan gejala primer.
Misalnya penyakit busuk akar dan busuk batang pada kacang tanah yang disebabkan oleh tanah yang disebabkan oleh Sclerotium rolfsii : Busuk akar & batang merupakan gejala primer merupakan gejala primer Layu daun merupakan gejala sekunder. Disini Fungi Sclerotium rolfsii menyerang akar dan leher batang tanaman sehingga bagian tanaman yang diserang ( Akar dan leher batang ) menjadi rusak ini adalah gejala primer. Sebagai akibat dari kerusakan akar dan leher batang tanaman tanaman menjadi layu. Kelayuan ini yang disebut gejala skunder.

Bagaimana memahami pengertian tanda, pengertian gejala, tipe gejala, dan mekanisme timbulnya gejala Penyakit Pada Tumbuhan

A. Gejala Penyakit 
Kelainan/penyimpangan dari keadaan normal tanaman akibat adanya gangguan penyebab penyakit, dan gejala dapat dilihat dengan mata telanjang. 
Berdasarkan sifatnya, ada 2 tipe gejala:
a). Gejala lokal -> Gejala yang dicirikan oleh perubahan struktur yang jelas dan terbatas. Biasanya dalam bentuk bercak  atau kanker.gejalanya terbatas pada bagian-bagian tertentu dari tanaman (pada daun, buah, akar)
  bercak daun disertai dengan hallo

b). Gejala sistemik -> Kondisi serangan penyakit yang lebih luas, bisanya tidak jelas batas batasnya. Contohnya adalah serangan oleh virus mosaic, belang maupun layu.gejalanya terdapat di seluruh tubuh tanaman (layu, kerdil)
Tanaman layu      Belang daun


BERDASARKAN BENTUKNYA GEJALA PENYAKIT TUMBUHAN DIBAGI MENJADI GEJALA MORFOLOGI & GEJALA HISTOLOGIA. Gejala Morfologi : gejala luar yang dapat dilihat & dapat diketahui melalui bau diketahui melalui bau, rasa dan raba; dapat ditunjukkan oleh dapat ditunjukkan oleh seluruh tumbuhan atau tiap organ dari  dari tumbuhan.
B. Gejala Histologi : gejala yang hanya gejala yang hanya dapat diketahui lewat pemeriksaan pemeriksaan mikroskopis dari jaringan yang sakit jaringan yang sakit. 

Gejala histologi dapat dibedakan menjadi 3 tipe gejala:yaitu nekrosis,  hipoplasia dan hiperplasia.
1. Gejala nekrotik  
: gejala  penyakit yang  ditandai dengan degenerasi protoplas diikuti dengan  matinya sel sel, jaringan, organ & seluruh  tumbuhan.(bercak, bintik, noda, hawar)
        a. Gejala plesionekrotik : gejala nekrotik yang diekspresikan sebelum terjadi kematian protoplas
        b. Gejala holonekrotik  :gejala nekrotik yang diekspresikan sesudah protoplas mati, misalnya busuk  umbi,  busuk             biji,  dan  rebah  kecambah.

2. Gejala hipoplasia  : gejala timbul karena adanya hambatan atau kegagalan dari  tanaman/organ untuk berkembang secara penuh.   Gejala umum dari hipoplasia yaitu ukuran dibawah  normal dan warna yang pucat, misalnya kerdil , roset,  mosaik,  albinasi.

3. Gejala hiperplasia : gejala yang timbul karena  hasil  pertumbuhan  yang luar biasa ukuran atau perkembangan dini yang abnormal dari organ tumbuhan misalnya keriting, membengkoknya tajuk atau menggulungnya daun karena pertumbuhan yang berlangsung pada satu sisi, puru, kudis
Contoh gejala Nekrosa
Bercak daun -> lesio setempat karena kerusakan/kematian sel (berwarna coklat, hitam atau abu-abu keputihan)
Bentuk bercak: bulat, lonjong, bintik garis-garis, bilur, lingkaran-lingkaran sepusat (bercak papan sasaran)
Kadang-kadang bercak dikelilingi oleh jalur klorotik/kuning yang disebut halo (kalang)
Hawar -> perubahan warna dan mengering serta meluas dengan cepat pada daun, tunas, dahan, ranting, bunga dan lai-lain
 Hawar daun

Kanker -> luka setempat, mengering dan cekung yang dikelilingi kalus pada kulit batang, cabang, dahan dan akar (umumnya pada tanaman berkayu)
Kanker leher batang  Kanker batang

Mati ujung/pucuk (Dieback) -> kematian secara intensif pada ranting dan cabang yang dimulai dari ujung-ujungnya menuju ke pangkal-pangkalnya. 

Busuk akar/pangkal batang -> Disintegrasi/pembusukan pada sistem perakaran/pangkal batang
Rebah kecambah (Damping-off) ->Kematian sangat cepat pada kecambah yang sangat muda di pesemaian (umumnya akibat serangan jamur tular tanah) 

 Rebah kecambah ( Damping off )

Bila kecambah mati setelah muncul di permukaan tanah disebut rebah kecambah pasca tumbuh
Bila kecambah mati sebelum uncul dipermukaan tanah disebut rebah kecambah pratumbuh 
Klorosis -> Kerusakan/kematian kloroplas menyebabkan warna hijau berubah warna kuning

 Gambar klorosis


Contoh-contoh gejala hiperplasia
Akar gada -> pembesaran pada bagian-bagian tertentu dari akar akibat terjadinya bintil-bintil yang saling menyatu (penyakit akar gada pada akar kubis oleh jamur Plasmodiophora brassicae )
Kelenjar (galls) -> pembengkakan setempat berupa bisul-bisul atau bintil-bintil pada batang, ranting atau daun (penyakit kelenjar pada batang tanaman berupa matahari/crown galls oleh bakteri Agrobacterium tumefaciens ) 

Akar Gada (Plasmodiphora brassicae) Gall (Agrobacterium tumefaciens)
  ( Puru Akar )
Sapu setan (Witches’s broom) -> timbulnya banyak tunas tidur pada ketiak sehingga merupakan ranting-ranting yang rapat seperti sapu 

 
Sapu setan pada kacang tanah

Kutil (Warts) -> kutil-kutil yang menonjol (jendul) pada akar-akar umbi
Contoh-contoh gejala hipoplasia
Kerdil (atropi/stunt) -> terhambatnya pertumbuhan pada bagian-bagian tumbuhan (bagian-bagian tersebut ukurannya lebih kecil dari biasanya)
Katai (dwarf) -> ukuran seluruh tanaman mengecil tanpa perubahan proporsi dari bagian-bagian tumbuhan
Klorosis -> tidak tebentuk/kurang berkembangnya klorofil sehingga daun-daun menjadi kuning atau terjadi mosaik dengan warna campuran hijau, hijau muda, kuning agak putih (penyakit-penyakit virus) 

 Gambar mosaik

Vein banding -> bila pada daun hanya bagian-bagian sekitar tulang daun yang berwarna hijau
Vein clearing -> bila hanya bagian-bagian daun di sekitar tulang daun yang menguning
Etiolasi -> bila tumbuhan kekurangan cahaya, tumbuhan tumbuh memanjang (kurus) dengan daun-daun sempit dan pucat 
Penamaan penyakit tumbuhan
Nama umum penyakit banyak diberi nama sesuai dengan gejalanya -> penyakit karat, penyakit layu, penyakit kudis, penyakit kanker dan lain-lain 


B. Tanda Penyakit Semua struktur patogen yang terdapat pada permukaan tanaman yang dapat dilihat secara makroskopis (khusus pada penyakit yang disebabkan oleh jamur dan bakteri)
Tanda penyakit meliputi:
Miselia, kumpulan konidia dan konidiofor, sklerotia, basidiokarp dan lendir bakteri 
Contoh-contoh tanda penyakit
Misilea
Jamur Sclerotium rolfsii pada kacang-kacangan (kacang tanah) membentuk miselia seperti bulu/kapas putih pada permukaan akar, pangkal batang dan permukaan tanah seputar tumbuhan terinfeksi atau berupa anyaman miselia pada permukaan daun
 
busuk buah oleh fungiSklerotia 

Gumpalan/bulatan massa hifa yang menebal dan menempel pada batang atau pada permukaan tanah atau terapung di permukaan air di sekitar tumbuhan yang terinfeksi (sklerotia pada batang padi yang terserang jamur Rhizoctonia solani)
Basidiokarp
Pada serangan lanjut, jamur Ganoderma & Rigidoporus membentuk baidiokarp (berbentuk kipas tebal dan banyak pori-porinya) pada permukaan akar /pangkal batang tumbuhan berkayu
Kumpulan konidia dan konidiofor (pada penyakit karat/tepung) 

Kumpulan konidia dan konidiofor terlihat seperti karat atau tepung pada permukaan daun.
Penyakit karat pada daun jagung yang disebabkan oleh jamur Puccinia polysora
Penyakit embun tepung pada daun jagung (bulai ) yang disebabkan oleh jamur Peronosclerospora maydis
Konidia dan konidiofor Puccinia polysora Konidia dan konidiofor Peronosclerospora maydis


Diagnosis Penyakit Tumbuhan
Diagnosis penyakit tanaman: untuk menentukan macamnya penyakit tanaman dengan tepat dan cermat

DIAGNOSIS Diagnosis penyakit tanaman didasarkan kepada Tanda: miselia, kumpulan konidia/konidiofor, sklerotia, lendir bakteri Gejala Luar Dalam Umumnya langsung dapat menentukan penyebab penyakit, sifat-sifat dan pengendaliannya
Alat bantu diagnosis penyakit tanaman menular : ? Loop ? Mikroskop ? Media biakan (untuk patogen non-obligat) ? Buku indeks penyakit tanaman ? Buku seri kompendium ? Buku-buku mikologi, bakteriologi, virologi dll . Diagnosis Penyakit menular (biotik) Penyakit tidak menular (abiotik)
  

busuk buah oleh bakteri
Diagnosis penyakit tanaman tidak menular dilakukan dengan cara berikut:
Memakai buku-buku manual/bergambar tentang gejala kekurangan/kelebihan unsur hara, cahaya, polusi dll.
Untuk kekurangan unsur hara dilakukan dengan analisa kimia tanah/tanaman
Meniru faktor lingkungan yang dicurigai sebagai penyebab penyakit
Penetuan patogen penyebab utama penyakit pada tanaman dilakukan dengan Postulat Koch.


Langkah-langkah Kerja Postulat Koch 
1. Patogen harus selalu didapatkan berasosiasi dengan tanaman yang sakit
2. Patogen dari tanaman sakit harus dapat diisolasi dan ditumbuhkan pada media biakan murni.
3. Patogen yang tumbuh pada biakan murni harus dapat direinokulasikan pada tanaman sejenis dan sehat, serta gejala yang timbul harus sama dengan tanaman sakit terdahulu (tanaman pada no.1)
4. Patogen pada tanaman sakit akibat reinokulasi harus dapat direisolasi dan dapat ditumbuhkan pada biakan murni. Patogen yang dapat tumbuh pada biakan murni ini harus memiliki karakteristik yang tepat sama dengan patogen pertama yang diisolasi.
Pengukuran penyakit tumbuhan
Berat-ringannya suatu penyakit pada tumbuhan dapat diukur dengan cara-cara sebagai berikut (sesuai kebutuhan)
1. Keterjadian penyakit (Disease incidence)
KP = A X 100 %
          ——————       
            A + B 
KP : Keterjadian Penyakit
A: Jumlah tumbuhan atau bagian tumbuhan yang sakit
B: Jumlah tumbuhan atau bagian tumbuhan yang sehat 
2. Keparahan Penyakit (Disease Severity)
n
S = S (?i x ?i)
i=0
N x Z x 100 %
Keterangan :
S: keparahan penyakit
?i: jumlah tanaman atau bagian tanaman dengan kategori ke-i
?i: skala kategori serangan ke-i, yaitu:
_________________________________________________________
Skala Skor penyakit *)
0 = tidak ada serangan
1 = 0 –25%       permukaan tanaman atau bagian tanaman terserang
2 = >25 –50 %  permukaan tanaman atau bagian tanaman terserang
3 = >50 –75%   permukaan tanaman atau bagian tanaman terserang
4 = >75 –100% permukaan tanaman atau bagian tanaman terserang
_________________________________________________________
N : jumlah seluruh tanaman atau bagian tanaman yang diamati
Z : nilai skala kategori serangan tertinggi.
*) : besarnya skor penyakit dapat dibuat sesuai kebutuhan
Kehilangan hasil (yield loss)
KH = P- Y x 100 %
P
KH : Kehilangan hasil
P : Potensi hasil sebenarnya
Y: Hasil yang didapat


Bagaimana Menemukan Kehadiran Patogen
Kehadiran patogen menjadi sesuatu yang sangat penting sebagai bukti. Kehadiran patogen dapat diketahui secara langsung dan tidak langsung. Patogen-patogen yang berukuran makroskopis di permukaan jaringan seperti badan buah jamur berukuran besar. Dalam beberapa hal diperlukan lup kecil untuk melihat kehadiran struktur patogen. Dalam banyak kasus patogen berukuran mikroskopis, sehingga untuk melihat kehadirannya mikroskop seperti kebanyakan jamur dan bakteri. Jamur dan bakteri sebelum dilihat dibawah mikroskop sering harus diisolasi terlebih dahulu. Virus dan viroid, kehadirannya dilihat dibawah mikroskop elektron. Dalam perkembangannya deteksi patogen memanfaatkan hasil penemuan pada berbagai bidang ilmu dasar sebagai contoh adalah serologi dan uji DNA

1. Langsung pada Permukaan TanamanBeberapa patogen yang makroskopis strukturnya dapat dilihat secara langsung pada permukaan tanaman. Golongn gulma seperti tali putri yang menginfeksi banyak tanaman pagar seperti teh-tehan; gulma setan yang menginfeksi tanaman jagung; dan benalu yang banyak menginfeksi pepohonan merupakan contah yang jelas. Beberapa jamur juga menampakan struktur makroskopis pada permukaan pangkal batang pohon yang diserang seperti jamur akar putih pada karet dan jamur lingsi pada pangkal batang kelapa sawit dan berbagai jenis pepohonan

2. Menggunakan Lup / Kaca PembesarBeberapa patogen seperti penyebab penyakit karat pada daun dengan cara langsung hanya akan terlihat sebagai tonjolan-tonjolan kecil pada permukaan daun. Pada pengamatan dengan menggunakan lup, maka strukturnya akan tampak lebih jelas. Dengan menggunakan lup struktur patogen dapat diperbesar 10X. Hal ini cukup membantu dalam melihat struktur badan buah yang berukuran kecil.

3. Menggunakan Mikroskop cahaya
Kebanyakan patogen berukuran sangat kecil sehingga untuk pengamatannya perlu bantuan mikroskop. Patogen dapat secara lngsung diambil dari permukaan inang kemudian dilihat di bawah mikroskop. Pada permukaan tanaman yang bergejala ditempeli dengan selotip berwarna bening kemudian dilihat di bawah mikroskop. Dalam banyak hal sering digunakan cairan supaya benda tampak lebih jelas. Pada gelas preparat diberi setetes air. Dengan menggunakan jarum yang runcing bagian yang bergejala dikorek-korek, hasil korekan diletakkan pada tetesan air dan ditutup dengan gelas preparat, kemudian diamati di bawah mikroskop. Sering untuk menemukan patogen, jaringan tanaman perlu diperlakukan secara khusus sehingga patogen dapat hadir. Kebanyakan patogen golongan jamur memerlukan kelembapan yang tinggi, untuk itu jaringan perlu dilembabkan terlebih dahulu, baru kemudian diambil struktur patogennya untuk diamati. Sering struktur yang dijumpai hanya misellium, untuk itu perlu digunakan vitamin atau mineral tertentu supaya jamur dapat membentuk struktur yang dikehendaki dalam diagnosis. Misellium jamur Phytophthora akan dapat membentuk sporangium apabila diletakkan dalam liset tanah.

Dalam banyak kasus, pada jringan yang bergejala sulit dijumpai, baik miselium maupun struktur lain. Apabila hal ini terjadi, maka diperlukan langkah isolasi. Isolasi perlu difahami merupakan langkah untuk mendapatkan struktur patogen secara murni. Dengan demikian apabila ternyata yang diperoleh hanya koloni yang berupa misellium saja, maka diperlukan langkah-langkah perlakuan khusus sehingga struktur yang dikehendaki dapat muncul.

4. Menggunakan Mikroskop Elektron
Jasad sub-mkroskopis seperti virus dan viroid kehadirannya dapat diketahui dengan menggunakan mikroskop elektron. Mikroskop elektron dapat memperbesar obyek sampai ratusan ribi kali. Bagian-bagian jamur dan bakteripun akan nampak sangat jelas dengan menggunakan mikroskop elektron.

5. Menggunakan Reaksi SerologiReaksi serologi merupakan reaksi antara antigen dan antibodi. Antigen adalah semua zat (dapat merupakan bagian patogen) yang dapat mengimbas terbentuknya antibodi dalam tubuh mamalia. Antibodi hanya dapat bereaksi dengan antigen sehingga dapat terjadi koagulasi atau presipitasi. Saat ini dikenal ada dua tipe antibodi, yaitu antibodi poliklonal dan monoklonal. Antibodi monoklonal dapat secara sensitif mendeteksi kehadiran strain patogen tertentu. Dengan memiliki antibodi yang diimbas oleh antigen yang berasal dari patogen tertentu, maka kehadiran patogen pada suatu bahan dapat dideteksi secara cepat dan akurat. Saat ini tehnik eliza banyak digunakan dalam reaksi serologi.

Dasar Dasar mendiagnosa suatu penyakit tanaman harus dipahami 
• Penyebab penyakit/patogen yang berbeda dapat  menimbulkan gejala yang sama pada inangnya.
• Tanda penyakit dapat menambah kepastian suatu diagnosis, tetapi perlu dipertimbangkan pula kemungkinan adanya patogen sekunder atau saprofit yang menyerang bagian tanaman yang terinfeksi. Sehingga kesalahan diagnosa dapat diminimalisir.

 

REFERENSI
http://swindakris08.student.ipb.ac.id/2010/06/21/diagnosis-penyakit-tumbuhan/
http://www.apsnet.org/pages/apsnetredirect.aspx
http://www.plantmanagementnetwork.org/pub/trial/pdmr/
http://www.plantmanagementnetwork.org/php/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label